"BRANKAS NESTAPA"

     Bumantara bumi telah mengucilkan diri pandangan para penikmatnya, bising metropolitan berdering di telinga di jalan setapak kumuh tak terawat, namun segalanya harus disyukuri. Sigap mata tertuju pada gawai, notifikasi panggilan dari orang tua terlewatkan. Apakah kamu rasakan apa yang ia rasa? Sesak dan sesal di dada memukul secara halus namun mengena hingga sisi terdalam jiwa. Itukah yang akan kamu berikan kepadanya? Apakah kamu masih mengingat dedikasinya saat kamu masih berusaha untuk berjalan? Kamu terjatuh, ia menuntunmu untuk bangkit lagi. Kamu menangis, ia membuatmu tersenyum. Kamu bertanya tentang kehidupan hingga tugas sekolah ia pasti menjawabnya. Dan saat ini, kamu sedang jauh dalam pantauannya, perhatiannya, kasih sayangnya, tidakkah kamu rindu dengan hal itu yang kadang membuat mu merasa risih pada kala itu? Rindu memang membuat retak, pecah, terhadap rasa yang berusaha untuk teguh dan kuat dalam menerima tekanan rindu dan mimik wajah yang ingin selalu terlihat bahagia. Besar harapan, semoga Tuhan selalu melindungi orang-orang yang telah berjasa dalam hidup saya. Salam rindu ini, masih ku simpan baik bersama dengan titipan harapan dalam brankas pribadi yang terselubung oleh nestapa.

.

.

Cairo, 17 Februari 2021

Komentar

Postingan Populer